Baca Juga
Kapolsek Mulyorejo Kompol Bagus Dwi Rusiawan sangat terkejut dengan tampilan kaligrafi saat sidak di ruang tahanan Mapolsek Mulyorejo.
Goresan huruf hijaiah berwarna merah kecokelatan itu merupakan hasil karya seorang tahanan saat mengecat ruang tahanan pekan lalu.
Ada tiga baris kalimat. Yang paling atas bertulisan bismillahirrahmanirrahim.
Di bawahnya, laa ilaa ha illallaah dan muhammadurrasuulullaah. Tulisan Arab tersebut memang terkesan sangat sederhana.
"Ini siapa yang bikin? Dapat cat dari mana?" tanya Bagus.
Sepuluh tahanan yang dibariskan di sebuah lorong lantas menunjuk Muhammad Nur.
Pria tambun berkupluk hijau itu langsung disuruh maju oleh rekan-rekannya.
Ternyata Nur dan beberapa rekannya yang menggambar tulisan Arab itu. Mereka melukisnya saat ada renovasi di dalam sel tahanan pekan lalu.
Cat dan pensil dia dapatkan dari tukang cat. "Saya pinjam aja, buat gambar-gambar," katanya.
Pria asal Sampang tersebut lantas diminta Bagus untuk membaca kaligrafi itu.
Dia ingin membuktikan, apakah Nur benar-benar bisa baca tulis huruf Arab. Nur pun menjawab dengan lancar.
Blok yang dilukis Nur itu memang merupakan tempat salat para tahanan.
"Bagi kami ya musala," jelas Nur. Penjambret yang pernah beraksi di area Undaan, Genteng, itu mengaku sedang rindu dengan kampung halamannya.
"Di sana banyak masjid," ungkapnya.
Inisiatif Nur untuk melukis kaligrafi itu diamini kawan-kawannya. Mereka menggarapnya selama dua hari.
Bergantian menggunakan kuas dengan para tukang. "Mereka istirahat, kami yang lukis," katanya.
Bagus akhirnya mengizinkan kaligrafi itu tetap terpampang. Syaratnya, para tahanan tetap membantu tukang untuk mengecat dinding sel tahanan. Source: Jpnn (mir/c10/fal/jpnn)
Goresan huruf hijaiah berwarna merah kecokelatan itu merupakan hasil karya seorang tahanan saat mengecat ruang tahanan pekan lalu.
Ada tiga baris kalimat. Yang paling atas bertulisan bismillahirrahmanirrahim.
Di bawahnya, laa ilaa ha illallaah dan muhammadurrasuulullaah. Tulisan Arab tersebut memang terkesan sangat sederhana.
"Ini siapa yang bikin? Dapat cat dari mana?" tanya Bagus.
Sepuluh tahanan yang dibariskan di sebuah lorong lantas menunjuk Muhammad Nur.
Pria tambun berkupluk hijau itu langsung disuruh maju oleh rekan-rekannya.
Ternyata Nur dan beberapa rekannya yang menggambar tulisan Arab itu. Mereka melukisnya saat ada renovasi di dalam sel tahanan pekan lalu.
Cat dan pensil dia dapatkan dari tukang cat. "Saya pinjam aja, buat gambar-gambar," katanya.
Pria asal Sampang tersebut lantas diminta Bagus untuk membaca kaligrafi itu.
Dia ingin membuktikan, apakah Nur benar-benar bisa baca tulis huruf Arab. Nur pun menjawab dengan lancar.
Blok yang dilukis Nur itu memang merupakan tempat salat para tahanan.
"Bagi kami ya musala," jelas Nur. Penjambret yang pernah beraksi di area Undaan, Genteng, itu mengaku sedang rindu dengan kampung halamannya.
"Di sana banyak masjid," ungkapnya.
Inisiatif Nur untuk melukis kaligrafi itu diamini kawan-kawannya. Mereka menggarapnya selama dua hari.
Bergantian menggunakan kuas dengan para tukang. "Mereka istirahat, kami yang lukis," katanya.
Bagus akhirnya mengizinkan kaligrafi itu tetap terpampang. Syaratnya, para tahanan tetap membantu tukang untuk mengecat dinding sel tahanan. Source: Jpnn (mir/c10/fal/jpnn)
Kapolsek Kaget, Tahanan Tulis Kaligrafi di Tembok Sel
4/
5
Oleh
Degree Online